Kamis, 19 Januari 2012

Pemeriksaan E Coli Dengan Metode H2S


PEMERIKSAAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR METODE H2S
Menjawab permintaan mas Putut dalam kolom shoutmix tentang artikel yang terkait laboratorium, berikut artikel tentang Pemeriksaan Kualitas Bakteriologis Air dengan menggunakan metode H2S. Tulisan ini mengacu pada Pedoman Pemeriksaan Kualitas Bakteriologis Air Untuk Daerah Perdesaan Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Tahun 1997.
 Latar belakang pemeriksaan bakteriologis air dengan metode H2S antara lain bahwa keberadaan bakteri coliform didalam air diasosiasikan dengan organisme penghasil hidrogen sulfide/H2 S (Allen & Geldreich-1975). Berdasarkan kepastian adanya H2s dalam air tersebut sekaligus merupakan indikator adanya bakteri coliform (Manya dkk, 1982).
 Terdapat cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengetahui kepastian tersebut (adanya coliform karena faktor H2S ini). Mengapa sederhana? Karena pengambilan dan pemeriksaan sampel dapat langsung dilakukan dengan tabung reaksi/botol yg telah berisi media yang sudah dipersiapkan. Botol dengan media ini selanjutnya dieramakan/inkubasi pada suhu ruangan (26oc – 37oc) selama 1 – 3 hari (mulai dari 18 jam). Untuk menilai hasil pekerjaan ini digunakan indikator dengan adanya perubahan warna botol media yang menjadi hitam.  
Pemeriksaan kualitas bakteriologis air dengan menggunakan metode H2S ini mempunyai beberapa keuntungan sekaligus kerugian. Beberapa keuntungan dapat kita sebutkan antara lain sederhana, mudah, cepat, murah, peralatan dan media mudah diperoleh, serta tidak memerlukan keahlian khusus, karena cukup dengan pelatihan sederhana petugas sudah mampu melakukan pemeriksaan.
 Selain beberapa keuntungan tersebut, juga terdapat kerugian, diantaranya metode ini bersifat kualitatif, sehingga tidak terukur percise dalam bentuk satuan (range atau angka). Berdasarkan uji coba, hasil yang didapat kurang sensitif dibanding dengan metode tabung ganda. Walaupun persentasenya kecil, masih terdapat satu sampel yang sama didapat, namun berbeda hasil dengan menggunakan ke-dua metode ini. Metode H2S ini mempunyai sensitivitas yang baik (>80%), jika digunakan pada uji sampel air dengan kadar bakteri tinggi, namun kurang sensitif jika frekuensi keberadaan bakteri dalam air rendah.
 Peralatan dan media pemeriksaan bakteriologis kualitas air dengan metode H2S antra lain :
  • Kompor
  • Tabung reaksi dg tutup ulir / botol bertutup tahan panas
  • Sterilisator (autoclave, drying oven)
  • Lampu spiritus
  • Timbangan
  • Pipet (1 ml , 10 ml )
  • Gelas ukur, erlenmeyer
  • Rak tabung
  • Botol media
  • Lain-lain (Ph lakmus, spidol, label)
  • Sodium thiosulfate
  • Kertas saring
  • Pepton (bakteriological peptone)
  • Dipotasium hydrogen phospate
  • Ferric ammonium citrate
  • Teepol
  • Aquadest/aquabi dest

Prosedur pembuatan Media pemeriksaan
  1. Pepton : 40,0 GR ; K2HPO4 : 3,0 GR ; FAC : 1,5 GR ; NA2S2SO4 : 1,0 GR ; dan aquabidest 1.000 ml.
  2. Tambahkan Teepol 2,0 ml
  3. Dipanaskan sambil diaduk perlahan lahan sampai larutan homogen/merata, kemudian diamkan sampai dingin.
  4. Masukan kertas saring berlipat (8 x 8 cm) kedlm tabung/botol media, kemudian pipet larutan media 1 ml untuk sampel 20 ml, & 2,5 ml untuk sampel 100 ml.
  5. Tabung-tabung tersebut disteril pada suhu 121 oc selama 15’ kemudian dikeringkan (oven 60 oc selama 30’).
  6. Dinginkan, simpan media pada suhu 4 – 8 oc.

Prosedur pemeriksaan dan pembacaan hasil
  • Ambil 1 tabung media.
  • Masukan sampel air 20 cc atau sampai tanda batas kedalam tabung/botol media (lewat mulut tabung diatas nyala api ,agar tetap steril).
  • Simpan di rak tabung pada suhu ruangan selama 1 – 3 hari.
Jika tahapan diatas sudah dilakukan, maka pembacaan hasil untuk memastikan keberadaan bakteri coliform dalam air bersih pada sampel pemeriksaan dapat dilakukan dengan dua cara, kualitatif dan semi kualitatif.
 Dengan cara kualitatif, hasil negatif jika tidak terjadi perubahan warna, hasil positif (+), jika terjadi perubahan warna pada media menjadi hitam / ke-hitaman. Sedangkan dengan cara Semi kualitatif, dpat dijelaskan sebagai berikut :
Botol 100 ml :
  • Warna hitam dalam waktu 1 – 3 hari berarti mengandung 1 bakteri/100 ml.
  • Warna hitam pekat dalamwaktu < 24 jam berarti mengandung > banyak bakteri/100 ml.
Tabung 20 ml :
  • Warna hitam dalam waktu 1 – 3 hari berarti mengandung > 5 bakteri/100 ml.
Warna hitam pekat dalam waktu < 24 jam berarti mengandung > 50 bakteri/100 ml.

0 komentar:

Posting Komentar