Kamis, 26 Januari 2012

Cara mempercepat koneksi Internet Di Linux (UsbModem/DSL)


Trik ini diperuntukan bagi pengguna linux, so langsung saja kita coba di komputer linux kita

1. Buka Terminal : Application -> Accessories -> Terminal

2. Buka file sysclt.conf dengan cara ketik :
sudo gedit /etc/sysctl.conf

3. Copy teks dibawah ini lalu pastekan pada baris terakhir sysctl.conf
# increase TCP max buffer size setable using setsockopt()
net.core.rmem_max = 16777216
net.core.wmem_max = 16777216
# increase Linux autotuning TCP buffer limits
# min, default, and max number of bytes to use
# set max to at least 4MB, or higher if you use very high BDP paths
net.ipv4.tcp_rmem = 4096 87380 16777216
net.ipv4.tcp_wmem = 4096 65536 16777216
# don’t cache ssthresh from previous connection
net.ipv4.tcp_no_metrics_save = 1
net.ipv4.tcp_moderate_rcvbuf = 1
# recommended to increase this for 1000 BT or higher
net.core.netdev_max_backlog = 2500
# for 10 GigE, use this, uncomment below
# net.core.netdev_max_backlog = 30000
# Turn off timestamps if you’re on a gigabit or very busy network
# Having it off is one less thing the IP stack needs to work on
#net.ipv4.tcp_timestamps = 0
# disable tcp selective acknowledgements.
net.ipv4.tcp_sack = 0
#enable window scaling
net.ipv4.tcp_window_scaling = 1

4. Simpan hasil editan diatas dengan cara tekan keyboard Ctrl + S, kemudian tekan Alt + F4 untuk keluar

5. Aktifkan settingan diatas dengan cara ketik :
sudo sysctl -p

Test kecepatan koneksi internet Anda via http://www.speedtest.net
Untuk menonaktifkan settingan diatas, hapus semua baris seperti pada langkah ke 2 di sysctl.conf, ketik :
sudo gedit /etc/sysctl.conf

Sabtu, 21 Januari 2012

Contoh metodelogi Penelitian (BAB IV)


BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A.  Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis analisis deskriptif kuantitatif (univariat) dengan desain Cross Sectional yang bertujuan untuk melihat kualitas air minum isi ulang dengan varibel bebas, yaitu sumber air baku, pencucian filter (catridge), sistem desinfeksi.
B.  Populasi dan Sampel
1.    Populasi
Adapun populasi dalam penilaian ini adalah semua depot air minum isi ulang yang ada di wilayah Keutapang yaitu 50 unit.
2.    Sampel
Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, maka pengambilan sampel akan dilakukan dengan cara random sampling, dengan perhitungan besar sampel menggunakan rumus slovin. (Notoatmojo, 2003)

C.  Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Batoh Kecamatan Lueng Bata, Banda Aceh Tahun 2011.
2.      Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 sampai 21 Agustus 2011.
D.  Alat dan Pengumpulan Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu, checlist dengan cara obserfasi sumber air baku, dan sistem desinfeksi DAMIU, kuesiner dengan cara wawancara tentang monitoring dan evaluasi pencucian filter serta sistem desinfeksi yang digunakan DAMIU dan alat yang terakhir adalah pemeriksaan metode (kertas) H2S terhadap air dari depot air minum.
E.  Teknik Pengumpulan Data
1.    Data primer
Data primer yaitu dengan opservasi, wawancara, dan pemeriksaan yang mencakup yang sumber air baku dan system desinfeksi DAMIU, kuesioner dengan wawncara tentang monitoring dan evaluasi pencucian filter dan sistem desinfeksi serta ujian metode H2S.
2.      Data sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung data primer yang dikumpul secara tidak langsung dari sumber-sumber yang telah ada.
F.   Pengolahan Data
Setelah semua kuesioner dikumpulkan, dilakukan pengolahan data secara menyeluruh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1.    Editing
Pada tahap ini peneliti mengoreksi dan meneliti kembali data yang telah dikumpulkan dengan tujuan untuk mengetahui kelengkapan data.
2.    Coding
Pada tahap ini peneliti memberikan kode atau nilai pada tiap item pertanyaan, kemudian menjumlahkannya dan mengklarifikasikan jawaban menurut kelompok.
3.    Transfering
Data yang telah diberikan kode disusun secara berurutan mulai dari responden pertama hingga responden yang terakhir untuk dimasukkan kedalam table.
4.    Tabulasi
Data yang telah melalui proses diatas, diolah dengan menggunakan bantuan PC (Personal Computer).
G.  Analisa Data
1.    Univariat
Analisa data untuk karakteristik responden merupakan analisa univariat sesuai dengan desain penelitian korelasisional untuk rata-rata atau (X) untuk masing-masing penelitian sehingga dapat ditentukan katagori-katagori berdasarkan metode distribusi normal dan menggunakan teknik katagori yang telah ditentukan.
2.    Pemeriksaan Sampel
Data di analisa secara analisis deskriptif yaitu dengan melihat/mengamati kertas dalam botol selama 5 hari untuk mencari perubahan warna menjadi hitam. Bagi botol berisi sampel air 100 ml : bila positif  (jitam dalam 1-5 hari) berarti ada 1 bakteri dalam 100 ml, bila positif (hitam pekat) dalam beberapa jam, kurang dari 24 jam, maka jumlah bakteri > 1/100 ml. Bagi botol berisi sampel air 20 ml: bila positif dalam 1-5 hari, maka ada > 5 bakteri/100 ml, bila positif > 24 jam dan hitam pekat, maka ada > 50 bakteri/100 ml.
H.  Penyajian Data
Penyajian data disajikan dalam bentuk table distribusi frekwensi.

Kamis, 19 Januari 2012

Contoh judul KTI Kesehatan Lingkungan

   1. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA KADAR CO DI ...
   2. PENGAMATAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR BERSIH DI ...
   3. ALAT PELINDUNG DIRI HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI BAGIAN MESIN BENGKEL REPARASI PT. XXX
   4. TINJAUAN DAERAH ENDEMIS DBD KOTA ...
   5. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI ...
   6. INTENSITAS KEBISINGAN DI RUANG PRODUKSI PADA PT. XXX
   7. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMBERATASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DI ...
   8. EFEKTIFITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DI ...
   9. EVALUASI PROGRAM DEMAM BERDARAH DENGUE ( DBD ) DI ...
  10. PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SECARA KIMIA DI ...
  11. UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MALARIA DI ...
  12. INTENSITAS PENCAHAYAAN DI SD NEGERI XXX ...
  13. PENGUKURAN KADAR KARBON MONOKSIDA DI TERMINAL KOTA XXX
  14. KEMAMPUAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH CV. XXX DALAM MENGOLAH LIMBAH CAIR SAMPAI BATAS BAKU MUTU YANG DITETAPKAN
  15. HUBUNGAN SARANA SANITASI DASAR DENGAN TINGGINYA ANGKA PENYAKIT DIARA DI ...
  16. PENGAMATAN KADAR KARBON MONOKSIDA (CO) DI KAPAL PENYEBERANGAN XXX
  17. PENGAMATAN SARANA AIR BERSIH, JAMBAN KELUARGA DAN SPAL DI ...
  18. TINJAUAN PENGELOLAAN SAMPAH KLINIS RUMAH SAKIT XXX
  19. PENGAMATAN KUALITAS LIMBAH CAIR PT. XXX
  20. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA DI BAGIAN MESIN BENGKEL PT. XXX
  21. PENGAMATAN KUALITAS LIMBAH CAIR ITTARA KOPPASTARA PATI MAS DI ...
  22. UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI ...
  23. KEPATUHAN KARYAWAN BAGIAN PROSESING DALAM MENGGUNAKAN APD PADA ...
  24. PERENCANAAN IPAL INDUSTRI TEMPE DI ...
  25. TINJAUAN SARANA SANITASI DASAR DI ...
  26. PENGARUH KETEBALAN ZEOLIT ALAM TERHADAP PENURUNAN KANDUNGAN ZAT BESI (FE) DALAM AIR TANAH SUMUR GALI
  27. HUBUNGAN KONDISI PERUMAHAN DENGAN TIMBULNYA PENYAKIT ISPA DI ...
  28. PENGAMATAN KUALITAS LIMBAH CAIR ITTARA KOPPASTARA PATI MAS DI ...
  29. PENGAMATAN KUALITAS AIR PADA SUMUR GALI SECARA KIMIA DI ...
  30. HUBUNGAN KEGIATAN KLINIK SANITASI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE DI ...
  31. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DI ...
  32. ANALISIS BIAYA PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS XXX
  33. PENGUKURAN KADAR KARBON MONOKSIDA DI ...
  34. GAMBARAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI...
  35. GAMBARAN KEJADIAN PENYAKIT MALARIA DI...
  36. UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT MALARIA DI DESA XXX
  37. PEMERIKSAAN CHOLINESTERASE DARAH PADA KELOMPOK TANI XXX
  38. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRILAKU MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MALARIA DI KELURAHAN XXX
  39. ZEOLIT SEBAGAI MEDIA JARINGAN UNTUK MENURUNKAN KADAR COD DAN PERUBAHAN PH LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET XXX
  40. PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK RT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI EM4
  41. PEMANFAATAN KULIT BIJI BUAH MATE UNTUK MEMATIKAN PUTIK NYAMUK
  42. TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DI ...
  43. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PEMBERATASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DI ...
  45. GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT XXX
  46. ANALISIS KINERJA PENGOLAHAN AIR LIMBAH PAVILYUN KARTIKA RSPAD GATOT SOEBROTO JAKARTA

Contoh Latar Belakang


PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
DI RUMAH SAKIT MEURAKSA
BANDA ACEH 2011

A.  Latar Belakang
Rumah sakit dan institusi kesehatan lain adalah sebuah bentuk industri jasa yang tidak berbeda dengan industri barang. Komponen manusia, mesin, dan peralatan serta energi merupakan aset industri yang akan menentukan tujuan perusahaan. Proses dalam rumah sakit dan institusi kesehatan lain sangat kompleks dalam menghasilkan keluaran (output) yang memuaskan dan tentunya dari proses kerja yang sehat dan selamat.
Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan terhadap individu, pasien dan masyarakat dengan inti pelayanan medik baik pencegahan, pemeliharaan, pengobatan dan penyembuhan yang diproses secara terpadu agar mencapai pelayanan kesehatan paripurna.
Disamping kegiatan pelayanan kesehatan untuk penyembuhan pasien, rumah sakit juga menjadi media pemaparan dan atau penularan penyakit bagi para pasien, petugas, pengunjung maupun masyarakat sekitar yang tinggal dekat rumah sakit yang disebabkan oleh agent (komponen penyebab penyakit) yang terdapat dilingkungan rumah sakit. Rumah sakit juga menghasilkan sampah atau limbah yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, baik rumah sakit itu sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, didalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan rumah sakit perlu menerapkan upaya untuk meniadakan atau mengurangi sekecil mungkin dampak negatif.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis memiliki keinginan pengadakan penelitian dengan judul Proses Pengolahan Limbah Cair Di Rumah Sakit Meuraksa Banda Aceh 2011

Pemeriksaan E Coli Dengan Metode H2S


PEMERIKSAAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR METODE H2S
Menjawab permintaan mas Putut dalam kolom shoutmix tentang artikel yang terkait laboratorium, berikut artikel tentang Pemeriksaan Kualitas Bakteriologis Air dengan menggunakan metode H2S. Tulisan ini mengacu pada Pedoman Pemeriksaan Kualitas Bakteriologis Air Untuk Daerah Perdesaan Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Tahun 1997.
 Latar belakang pemeriksaan bakteriologis air dengan metode H2S antara lain bahwa keberadaan bakteri coliform didalam air diasosiasikan dengan organisme penghasil hidrogen sulfide/H2 S (Allen & Geldreich-1975). Berdasarkan kepastian adanya H2s dalam air tersebut sekaligus merupakan indikator adanya bakteri coliform (Manya dkk, 1982).
 Terdapat cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mengetahui kepastian tersebut (adanya coliform karena faktor H2S ini). Mengapa sederhana? Karena pengambilan dan pemeriksaan sampel dapat langsung dilakukan dengan tabung reaksi/botol yg telah berisi media yang sudah dipersiapkan. Botol dengan media ini selanjutnya dieramakan/inkubasi pada suhu ruangan (26oc – 37oc) selama 1 – 3 hari (mulai dari 18 jam). Untuk menilai hasil pekerjaan ini digunakan indikator dengan adanya perubahan warna botol media yang menjadi hitam.  
Pemeriksaan kualitas bakteriologis air dengan menggunakan metode H2S ini mempunyai beberapa keuntungan sekaligus kerugian. Beberapa keuntungan dapat kita sebutkan antara lain sederhana, mudah, cepat, murah, peralatan dan media mudah diperoleh, serta tidak memerlukan keahlian khusus, karena cukup dengan pelatihan sederhana petugas sudah mampu melakukan pemeriksaan.
 Selain beberapa keuntungan tersebut, juga terdapat kerugian, diantaranya metode ini bersifat kualitatif, sehingga tidak terukur percise dalam bentuk satuan (range atau angka). Berdasarkan uji coba, hasil yang didapat kurang sensitif dibanding dengan metode tabung ganda. Walaupun persentasenya kecil, masih terdapat satu sampel yang sama didapat, namun berbeda hasil dengan menggunakan ke-dua metode ini. Metode H2S ini mempunyai sensitivitas yang baik (>80%), jika digunakan pada uji sampel air dengan kadar bakteri tinggi, namun kurang sensitif jika frekuensi keberadaan bakteri dalam air rendah.
 Peralatan dan media pemeriksaan bakteriologis kualitas air dengan metode H2S antra lain :
  • Kompor
  • Tabung reaksi dg tutup ulir / botol bertutup tahan panas
  • Sterilisator (autoclave, drying oven)
  • Lampu spiritus
  • Timbangan
  • Pipet (1 ml , 10 ml )
  • Gelas ukur, erlenmeyer
  • Rak tabung
  • Botol media
  • Lain-lain (Ph lakmus, spidol, label)
  • Sodium thiosulfate
  • Kertas saring
  • Pepton (bakteriological peptone)
  • Dipotasium hydrogen phospate
  • Ferric ammonium citrate
  • Teepol
  • Aquadest/aquabi dest

Prosedur pembuatan Media pemeriksaan
  1. Pepton : 40,0 GR ; K2HPO4 : 3,0 GR ; FAC : 1,5 GR ; NA2S2SO4 : 1,0 GR ; dan aquabidest 1.000 ml.
  2. Tambahkan Teepol 2,0 ml
  3. Dipanaskan sambil diaduk perlahan lahan sampai larutan homogen/merata, kemudian diamkan sampai dingin.
  4. Masukan kertas saring berlipat (8 x 8 cm) kedlm tabung/botol media, kemudian pipet larutan media 1 ml untuk sampel 20 ml, & 2,5 ml untuk sampel 100 ml.
  5. Tabung-tabung tersebut disteril pada suhu 121 oc selama 15’ kemudian dikeringkan (oven 60 oc selama 30’).
  6. Dinginkan, simpan media pada suhu 4 – 8 oc.

Prosedur pemeriksaan dan pembacaan hasil
  • Ambil 1 tabung media.
  • Masukan sampel air 20 cc atau sampai tanda batas kedalam tabung/botol media (lewat mulut tabung diatas nyala api ,agar tetap steril).
  • Simpan di rak tabung pada suhu ruangan selama 1 – 3 hari.
Jika tahapan diatas sudah dilakukan, maka pembacaan hasil untuk memastikan keberadaan bakteri coliform dalam air bersih pada sampel pemeriksaan dapat dilakukan dengan dua cara, kualitatif dan semi kualitatif.
 Dengan cara kualitatif, hasil negatif jika tidak terjadi perubahan warna, hasil positif (+), jika terjadi perubahan warna pada media menjadi hitam / ke-hitaman. Sedangkan dengan cara Semi kualitatif, dpat dijelaskan sebagai berikut :
Botol 100 ml :
  • Warna hitam dalam waktu 1 – 3 hari berarti mengandung 1 bakteri/100 ml.
  • Warna hitam pekat dalamwaktu < 24 jam berarti mengandung > banyak bakteri/100 ml.
Tabung 20 ml :
  • Warna hitam dalam waktu 1 – 3 hari berarti mengandung > 5 bakteri/100 ml.
Warna hitam pekat dalam waktu < 24 jam berarti mengandung > 50 bakteri/100 ml.

Contoh CHEKLIST


Lampiran



CHEKLIST
ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SECARA BAKTERIOLOGI PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI DESA KEUTAPANG BANDA ACEH TAHUN 2011

I. DATA DEPOT
      1)      Nama Depot : ..................................................................................................
      2)      Alamat : ..........................................................................................................
      3)      Nama Pemilik/Pananggung Jawab : ...............................................................
      4)      Tanggal Mulai Operasi: ..................................................................................
      5)      Kabupaten/Kota : ............................................................................................
      6)      Provinsi : Aceh
II. ASPEK TEKNIS
1. Sumber Air Baku :                          A. PDAM

                                                            B. Sumur Bor

                                                            C. Sumur Gali

                                                            D. Dan lain-lain.............................


2. Pencucian Catridge Filter  :                    a. > 3 bulan               b. < 3 bulan


3. Sistem Sterilisasi :   a.  R.O     b. UV                       c. Lain........
III. PENGUJIAN MUTU
1. Air Olahan

Kualitas Mikrobiologi :                a. Baik                   b. Tidak Baik